Tiga Kesalahan Penyebab Ban Motor Cepat Aus

foto
Pemeriksaan kelengkapan sepeda motor di sebuah pabrik.

Pabrikan ban umumnya merancang umur pemakaian ban sepeda motor antara 1,5-2 tahun. Penggunaan bahan dasar berupa karet alam, bahan  sintetis, serta rancang bangun ban adalah beberapa faktor yang menjadikan ban tersebut memiliki masa pakai yang berbeda.

Namun, umur pemakaian itu bisa lebih pendek dari standar yang ditetapkan oleh pabrikan. Jarang dirawat, penggunaan yang salah, dan karena terkontaminasi zat kimia tertentu adalah beberapa di antara sekian banyak penyebab ban berumur pendek.
Sebagus apa pun bahan dan desain ban tetapi kalau perlakuan terhadap ban tidak benar, pasti cepat aus.

Lantas apa saja kesalahan itu? Berikut penjelasannya:
 


1.      Mengangkut beban berat dan tekanan angin kurang
Pada umumnya, sepeda motor dirancang dengan kemampuan atau daya angkut beban hingga berat tertentu. Sepanjang beban yang diangkut tidak melebihi ketentuan itu maka berat yang harus disangga oleh ban juga masih dalam batas kemampuannya.

Namun, bila beban yang diangkut melebihi kapasitas atau kemampuan sepeda motor maka gesekan antara permukaan ban dengan lintasan yang dilalui juga semakin besar, meski tekanan angin ban sesuai standar sekali pun.

Gesekan yang jauh lebih besar akan terjadi bila angin ban kurang dari standar yang ditentukan. Akibatnya, permukaan ban akan cepat gundul alias tipis.
Disarankan pemilik motor untuk memeriksa tekanan ban setiap dua minggu sekali. Pasalnya, perbedaan suhu antara di dalam dan di luar ban turut memicu cepat berkurangnya tekanan angin.
Begitu pula, gesekan antara permukaan jalan dan ban menjadikan suhu ban panas. Saat itulah angin didalam ban berkurang.


 
2.       Selalu standar samping dalam waktu lama
Masalah ini terlihat sepele atau main-main. Padahal, faktanya, kebiasaan yang salah itu cukup memberi pengaruh yang signifikan terhadap keausan ban.

Kebiasaan standar samping mengakibatkan beban yang disangga oleh salah satu shockbreaker juga tidak seimbang. Sehingga shockbreaker samping kiri cenderung lebih miring dibanding yang di sebelah kanan.

Walhasil, saat motor dikendarai maka kondisi shockbreaker yang seperti itu akan menyebabkan pinggir ban bagian samping kiri cepat aus atau tipis. Sebab, shockbreaker yang miring akan menekan ban bagian samping.  Karena tekanan lebih berat, maka gesekan antara ban dengan permukaan jalan juga semakin besar.

Selain itu sangat disarankan untuk melakukan pengecekan kondisi shockbreaker secara berkala. Hal ini bertujuan untuk mencegah satu di antara kedua peranti itu, atau kedua-duanya ambles atau miring.

 
3.      Jarang membersihkan ban
Pada umumnya orang beranggapan mencuci ban bukanlah hal yang penting. Sehingga, peranti itu baru dicuci saat motor dibawa ke tempat cuci dua minggu atau sebulan sekali.

Padahal, cara seperti itu salah. Sebaiknya, ban motor segera di cuci setelah kendaraan itu selesai digunakan pada malam hari.  Sebab kita tidak tahu selama seharian dipakai motor telah melindas berbagai zat kimia apa saja.

Beberapa zat kimia seperti cat, minyak tanah, bensin, oli, air sabun deterjen, sangat berpotensi memicu karet ban cepat getas.  Terlebih bila sepeda motor kerap di parkir di tempat panas dalam waktu yang cukup lama 3-4 jam setiap hari.

Namun, satu hal yang patut diingat adalah jangan mencuci ban dengan menggunakan deterjen bubuk atau sabun colek. Pasalnya, beberapa unsur kimia di sabun itu memicu karet cepat melar atau getas.
Membersihkan ban tidak berarti harus mencuci motor, cukup basahi dan sikatlah. Kemudian semprot dengan air keran atau guyur dengan air dari ember.
 
 
diolah dari http://www.tempointeraktif.com/hg/motor/2011/04/11/brk,20110411-326560,id.html