Rumus big-bang sebelumnya pada GP 2 TAK (GP 500). Pengapiannya meledak berdekatan derajat 180, tanpa pusing dikawinkan dengan rotasi roda, akselerasinya mengalir. Kan motor bakar 2 tak tiap langkah melakukan 2 proses sekaligus.
Mesin 4 tak mengubah paten pengapian ini,basisnya dimainkan beruntun pada derajat 720. Sesuai proses pembakaran 4 tak . Dalam proses itu pasti terjadi jeda pada proses rotasi as kruk. Jeda ini justru dimanfaatkan untuk menggasing roda motoGP . Jeda antar proses isap, kompresi, usaha, buang. ''Big-bang telah berkembang pada kenyamanan'' yakin Jeremmy Burgess ketika pertama kali datang ke Yamaha dari Honda bersama Rossi. Sebenarnya pengapian big-bang secara sederhana dapat dikatakan sebagai berikut:
- Pengapian yang dibuat sebisa mungkin bekerja serentak pada mesin bersilinder banyak (>1), ini digunakan untuk mendapat ''relaxation time'' untuk dapat mentransfer tenaga dari engine ke roda belakang.
- Dengan serentaknya pengapian, maka konstan power yang dikeluarkan hampir bisa didapatkan dalam waktu yang hampir bebarengan dan hal tersebut sangat berpengaruh pada handling kendaraan.
- Pengapian dengan melakukan firing secara bergantian, saat beberapa piston ada di TMA dan piston lain di TMB.
- Dengan pergantian tersebut maka setiap saat akan terjadi konstan power yang akan berimbas pada kurang stabilnya handling kendaraan.